posted by depkes, endang rahayu | Posted on Kamis, 22 Oktober 2009
| Posted in"Munculnya nama menkes ini saya juga sedikit kaget. Karena isu besarnya bukan Endang Rahayu, tapi Nila Moeloek," tuturnya seusai memimpin rapat Komisi IX di ruang komisi, Kamis (22/10).
Ribka mengaku mendengar ada masalah dengan tes kesehatan Nila Moeloek. Namun, Ribka juga heran karena hanya Nila yang gagal masuk kabinet karena masalah tes kesehatan juga terjadi pada empat calon lainnya. "Kenapa hanya ibu Nila yang diganti?" tanyanya.
Ia mengutarakan, dalam pertemuan Komisi IX sebelumnya dengan mantan Menkes Siti Fadillah Supari, Komisi IX sudah mendesak Siti Fadillah untuk membubarkan dan menolak NAMRU (Naval Medical Research Unit 2). NAMRU adalah laboratorium penelitian penyakit menular milik Amerika Serikat di Indonesia. Keberadaan lembaga ini dianggap sebagai intervensi Amerika Serikat ke Indonesia.
"Ke depan kita minta ini tak terjadi lagi, apalagi sudah diundangkan lima persen anggaran kesehatan. Jangan lagi melirik ke Amerika, anggaran dimainkan. Saya enggak tahu bagaimana dia (Endang) akan menanggapi eselon I yang dulu jadi komandan-komandannya," tandasnya.
Ribka mengatakan, Komisi IX akan terus melakukan kontrol terhadap Departemen Kesehatan dan panitia anggaran. Komisi IX akan segera mengagendakan rapat kerja dengan Menkes baru untuk mengetahui visi dan misinya serta konfirmasi sikapnya terhadap NAMRU.
Siti Fadilah Supari menuding Endang dekat dengan NAMRU. Menurut Siti, Endang pernah mengirim sampel virus flu burung ke Amerika Serikat. Hal ini bertentangan dengan sikap Siti yang menolak memberikan sampel virus kepada pihak asing. Akibatnya, Endang dimutasi. Endang sendiri membantah tudingan ini.
Menkes yg baru ini harus secepatnya membuktikan kalo pengangkatannya bukan atas jasa pihak asing, jika program kerjanya kelak lbh banyak berpihak kpd kepentingan asing itu artinya dugaan publik nggak keliru dong.........
kontrol dari DPR thd menkes kita memang sangat diperlukan sekali, apalagi urusan kesehatan merupakan persoalan kompleks dan serius serta masih jauh dari harapan rakyat indonesia ini.