rss
twitter

Penyakit Menular Era Kolonial

3

posted by | Posted on


Tahun 1655 : Penyakit Kusta. Tidak diketahui asal mula penyakit ini. Yang pasti tahun 1655 Pemerintah Hindia Belanda telah mendirikan tempat penampungan (pengasingan) bagi para penderita kusta. Namun, 200 tahun kemudian pemerintah Hindia Belanda menyatakan penyakit kusta tidak menular dan para penderitanya tidak perlu diasingkan.

Tahun 1804 : Penyakit Cacar. Virus berasal dari Prancis, berkembang di Batavia dibawa oleh para anak budak belian.

Tahun 1821 : Penyakit Kolera. Penyakit Kolera mulai dikenal pada tahun 1821. Penyakit ini termasuk penyakit sangat akut. Namun sampai dengan tahun 1860, sifatnya yang menular atau tidak, masih diperdebatkan. Setiap kali kolera mewabah, maka vaksinansi massa dan penyuluhan higiene akan diadakan. Tahun 1911, vaksin kolera mulai dibuat oleh Nyland. Meski vaksin sudah diproduksi, sampai dengan tahun 1920, penyakit kolera tetap mewabah setiap tahun. Antara tahun 1920 – 1927 tidak ada laporan wabah. Wabah terakhir terjadi di Tanjung Priok pada tahun 1927.

Tahun 1882 : Penyakit Malaria. Pemerintah Hindia Belanda baru menemukan bahwa penyakit malaria di Indonesia menular melalui nyamuk. Sebelum itu penyakit malaria dianggap gangguan roh jahat semacam orang kesurupan.

Tahun 1911 : Penyakit Pes/Sampar. Pertama ditemukan di daerah Malang Jawa Timur, dan terus menyebar ke Kediri, Blitar dan Tulungagung. Pemerintah Hindia Belanda mencanangkan program ‘perang melawan tikus’

Tahun 1917 : Penyakit Tuberkulosis. Penyakit ini sebetulnya sudah lama berjangkit di Indonesia. Namun, karena jumlah penderitanya tidak massal, baru tahun 1917, pemerintah memberikan perhatian khusus kepada penderitanya. Dibentuk suatu panitia khusus, yang bertugas menyelidiki jumlah penduduk pribumi yang menderita penyakit tuberkulosis dan paru-paru.

Tahun 1920 : Penyakit Patek. Penyakit ini sudah mewabah lama dan dianggap sebagai penyakit rakyat, karena mayoritas penderitanya adalah rakyat jelata. Tahun 1920 pemerintah Hindia Belanda melakukan pengobatan massal dengan menyuntikkan obat neosalvarsan dan terbukti ampuh. Dilaporkan seminggu sekali para penderita patek berkumpul di alun-alun dan berjajar antri untuk disuntik.

Tahun 1924 : Penyakit Cacingan. Awalnya, di Hindia Belanda, ketika ada anak balita yang tubuhnya kurus kering diidentikkan dengan kurang makan atau kurang gizi. Namun, setelah diketahui tidak sedikit anak priyayi Jawa juga banyak yang juga kurus, akhirnya diselidiki. Ternyata diketahui mereka mengidap cacing. Pada tahun 1924-1939, dr. J. L. Hydrick dari Rockefeller Foundation mempropagandakan pemberantasan penyakit cacingan di Hindia Belanda.

Tahun 1926 : Penyakit Trachoma. Antara tahun 1926 – 1928, dilakukan penyelidikan prevalensi trachoma. Hasilnya, ditemukan beberapa daerah terjangkit, yang menjadi sarang penyakit tersebut. Berdasarkan temuan tersebut, pada tahun 1928 mulai diadakan pemberantasan penyakit Trachoma di daerah Tegal. Di tahun 1932, tercatat 16 poliklinik mata di Kabupaten Tegal dan Pemalang.

Sumber utama : http://www.pppl.depkes.go.id/images_data/SEJARAH%20PP-PL.pdf

Comments (3)

  1. 29 Agustus 2009 pukul 15.20

    penyakit era reformasi jauh lebih ganas

  2. 29 Agustus 2009 pukul 16.14

    waduh.. betapa masih jauhnya kita ini dengan sehat. Masak penyakit produk kolonial sampai sekarang masih merajalela..?

  3. 29 Agustus 2009 pukul 16.34

    itu mah penyakit-penyakit zaman aku hidup di Jepara, ketika aku masih jadi putri bupati yang dilarang mendirikan sekolah perempuan.. masih ada ya penyakit itu sekarang? keterlaluan..!!

Post a comment