rss
twitter

Jangan Takut Makan Daging Babi

1

posted by | Posted in , | Posted on

Posted from : kompas.com (dirilis juga oleh litbang.depkes.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perikanan, Kelautan dan Ketahanan Pangan DKI menjamin daging babi masih aman dikonsumsi namun hanya bagi yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) Kapuk, Jakarta Barat.

"Ada tiga tahapan pemeriksaan yaitu pemeriksaan karantina, antemortem dan posmortem. Jadi secara umum pemeriksaan daging babi lebih ketat daripada yang lain," ujar Kepala Dinas Perikanan, Kelautan dan Ketahanan Pangan DKI Edi Setiarto di Jakarta, Jumat.

Selain itu, Edi mengatakan RPH Kapuk memiliki sarana karantina yang memadai dan bisa dengan mudah melakukan isolasi jika terjadi kasus penularan penyakit.

"Kalau ada penyakit kita isolasi. Kalau lolos pemeriksaan awal, masuk ke tahap dua ke kandang dalam, kemudian diperiksa lagi sebelum dipotong," paparnya.

Edi menjelaskan di DKI belum ditemukan babi yang mengidap virus H1N1 yang menjadi sumber penyebaran flu babi dan telah bermutasi penyebarannya antar manusia.

"Sampai sekarang belum ada," katanya.Meskipun demikian, ia menyatakan pihaknya akan tetap mengawasi peredaran babi di Jakarta termasuk bagi yang dipotong di luar RPH Kapuk.

"Babi-babi kecil biasanya didatangkan dari Sumatra Utara yang digunakan dalam upacara adat. Namun itu juga sudah dilarang. Pemotongan babi di luar Kapuk juga sudah dilarang," ujarnya.

Dua daerah menurut Edi telah berhasil mensterilkan kawasannya dari pemotongan babi yakni Jakarta Timur dan Jakarta Barat sementara daerah-daerah lainnya menyusul.

Daging Celeng Juga Diawasi
Selain daging babi, daging celeng (babi hutan) juga diawasi dengan ketat peredarannya di Jakarta.

"Daging ini hanya bisa masuk ke Ragunan, untuk dijadikan makanan hewan di kebun binatang," kata Edi.

Selain tujuan itu, maka masuknya daging celeng ke Jakarta dilarang. Daging celeng dicurigai digunakan sebagai campuran bagi makanan olahan dari daging yang lain namun Edi menyatakan pihaknya melakukan pengawasan ketat terhadap produk olahan daging.

"Petugas di tiap sudin (suku dinas) memantau pergerakan celeng dan ada laboratorium untuk memeriksa produk daging," ujarnya.

Namun lebih dari itu, dr drh Mangku Sitepoe menyatakan bahwa penularan virus Influenza A(H1N1) sebenarnya tidak lagi berasal dari babi ke manusia, tetapi antarmanusia.

Virus flu ini, menurut anggota Veterinary Watch tidak menular leawt makanan, melainkan lewat cairan yang keluar dari hidung mulut saat batuk. Jadi sebenarnya tidak ada alasan takut makan daging babi.

Comments (1)

  1. 27 Agustus 2009 pukul 23.19

    bagi muslim, tak masalah..!!

Post a comment